Bismillahirrahmaanirrahiim.
1. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. 2. Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. 3. Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. Q. S Al-Mujaadilah {58} : 1-4
Sedikit share tentang apa yang saya dapat dari kajian keputrian jumat kemarin di kantor. Di awal sengaja saya tuliskan ayat al-quran, Q. S Al-Mujaadilah : 1-4. Kisah rumah tangga dari Haulah binti Sa'labah. Sedikitnya kisah rumah tanggan itu, suami nya Haulah (bernama Aus), bukanlah suami yang sempurna. Suami yang baik, kaya, sehat, atau apalah seperti yang banyak di idam-idamkan oleh wanita. Aus bersifat plinplan, kasar, kurang punya uang (bahasa kita nya kismin), pengecut (karena tak berani menghadap rasul), dan dia juga penyakitan (maksudny sering sakit).
Itulah Saulah, wanita biasa namun karena doanya turun lah ayat tersebut. Dia yang kekeh mempertahankan rumah tangga nya, meski banyak sifat tak baik dari suaminya. Suatu ketika Aus suaminya men-dziharnya (menyamakannya dengan ibu nya), lalu Saulah mengadu kepada Rasulullah. Rasul pun mengatakan kepada nya pulang lah Saulah, dia bukan suami mu lagi. Tapi Saulah memohon dan ingin tak bercerai dengan suaminya karena banyak pertimbangan, dari anak yang sudah banyak, kondisi mereka sudah tua, dan Saulah ingin meneruskan perjalanan mengantarkan anaknya pada jalan yang baik bersama suami nya. Hingga akhirnya Rasulullah tertunduk (saat itu Aisyah sedang menyisirkan rambut Rasulullah, lalu bilang kepada Saulah :: Diamlah saulah, jika Rasul sedang tertunduk itu berarti ayat Al-Qur'an sedang turun kepadanya). Dan benar, turun lah wahyu Allah Q. S Al-Mujaadilah ayat 1-4 tersebut.
Saulah bisa kembali dengan suaminya, namun Aus harus menarik kembali kata2 dziharnya dan memerdekakan budak. Saulah meminta keringanan, karena dia tak mungkin utk melakukan itu dia bukan orang yang punya banyak harta. Ok, kalo begitu berpuasalah 2bulan berturut-turut, lagi Saulah meminta keringanan karena suaminya sakit-sakitan jadi tak mampu jika harus berpuasa 2bulan berturut-turut. Ok, kalo begitu beri makan 60 orang. Sebenarnya hal ini juga masih berat utk suaminya. Namun Rasulullah membantu nya memberikan sekian kurma, dan Saulah juga membantunya, lalu Aus menambahkan kekurangannya. Alhamdulillah, berkat doa dan kesungguh-sungguhan Saulah, keluarga mereka bersatu kembali, dan karena itu juga turun 4 ayat tersebut.
Dari kisah Saulah rumah tangga penuh berkah :
1. Bagaimana pun kondisinya, harus tetap mempertahankan rumah tangga
Kita ambil contoh Saulah, hanya wanita biasa tapi dia tetap mempertahankan rumah tangganya meski banyak kejelekan sifat suaminya.
2. Kalo punya masalah dalam rumah tangga, mengadu lah kepada Allah, kepada orang yang bijaksana (yang kita anggap bisa memberikan solusi dari masalah kita).
Karena Allah adalah tempat mengadu yang paling pertama dan utama, setelahnya boleh kita meminta saran dari orang lain yang bijaksana.
3. Mempertahankan keluarga surga, memang beban nya paling berat pada wanita (contoh kisah Saulah). Yang harus kita ingat dan kita pegang adalah :: Allah sangat senang kepada orang yang mempertahankan rumah tangganya :: --> seperti Saulah, atas apa yang dilakukannya, dia menjadi wanita yang dicintai Allah. #semoga kita termasuk yah (buat kaum wanita saja)
Islam, tak pernah menginginkan yang namanya perpisahan. Meski pun ada talak sebagai tanda perceraian, namun hakikinya masih bisa kembali rujuk. Pada talak 1 selagi dalam masa idah, bisa kembali lagi rujuk hanya dengan kata-kata dan perbuatan. Pada talak 2 pun sama seperti talak 1. Pada talak 3, meski suami dan istri yang telah melakukan talak 3 harus terlebih dahulu sama2 menikah dengan orang lain (dengan tujuan baik, bukan semata karena ingin kembali dengan istrinya), maka ketika diantara mereka telah sama-sama ditinggal oleh pasangan nya, mereka dapat kembali bersama. Yah intinya, islam tak menginginkan ada perpisahan, meski bercerai boleh tapi itu harus dijadikan alasan terakhir.
Sedikit dibahasa tentang kriteria memilih suami, agar kelak rumah tangga kita baik :
1. Wajah
2. Kaya
3. Nasab yang baik
4. Agama
Dari 1 s.d 3 kriteria tersebut tidak berlaku tanpa no.4. Yang paling utama adalah, liat agama nya. Kenapa? Karena no.4 bisa mencover 3 point yang lain. Contoh, no.1 wajahnya jika lelaki tersebut beragama pasti shalatnya rajin dan begitu pun dengan berwudhunya, maka akan berpengaruh pada wajahnya. No.2 Kaya, orang yang mengerti agama maka ia akan bertanggung jawab pada keluarganya (istrinya), dia akan mencari nafkah dengan sungguh-sungguh, bekerja keras untuk keluarganya.
Kembali ke rumah tangga surga. Apa yang harus kita lakukan agar rumah tangga kita menjadi rumah tangga surga, yaitu : Fokus kepada Allah (lakukan semuanya hanya karena Allah). Dekat dengan orang shaleh (karena mereka bisa mengingatkan kita dan memberikan cara bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang ada). Dan jangan lupa untuk mengulang-ngulang niat (karena niat letaknya di awal, ditengah dan dikahir. Dengan mereview niat, semoga insyaAllah kita dapat meluruskan kembali niat kita yang mungkin bisa saja dalam perjalanan terselewengkan dengan yang lain).
Mari kita jadikan dunia sebagai surga, sebelum kita masuk surga sebenarnya (insyaAllah). Rumah ku surga ku. Dengan rumah tangga surga, mari kita antarkan diri kita dan keluarga kita pada cinta Allah hingga akhirnya kelak menjadi hamba yang dirdhoiNya. Amiin
Semoga bermanfaat :)
-Int-
Sedikit share tentang apa yang saya dapat dari kajian keputrian jumat kemarin di kantor. Di awal sengaja saya tuliskan ayat al-quran, Q. S Al-Mujaadilah : 1-4. Kisah rumah tangga dari Haulah binti Sa'labah. Sedikitnya kisah rumah tanggan itu, suami nya Haulah (bernama Aus), bukanlah suami yang sempurna. Suami yang baik, kaya, sehat, atau apalah seperti yang banyak di idam-idamkan oleh wanita. Aus bersifat plinplan, kasar, kurang punya uang (bahasa kita nya kismin), pengecut (karena tak berani menghadap rasul), dan dia juga penyakitan (maksudny sering sakit).
Itulah Saulah, wanita biasa namun karena doanya turun lah ayat tersebut. Dia yang kekeh mempertahankan rumah tangga nya, meski banyak sifat tak baik dari suaminya. Suatu ketika Aus suaminya men-dziharnya (menyamakannya dengan ibu nya), lalu Saulah mengadu kepada Rasulullah. Rasul pun mengatakan kepada nya pulang lah Saulah, dia bukan suami mu lagi. Tapi Saulah memohon dan ingin tak bercerai dengan suaminya karena banyak pertimbangan, dari anak yang sudah banyak, kondisi mereka sudah tua, dan Saulah ingin meneruskan perjalanan mengantarkan anaknya pada jalan yang baik bersama suami nya. Hingga akhirnya Rasulullah tertunduk (saat itu Aisyah sedang menyisirkan rambut Rasulullah, lalu bilang kepada Saulah :: Diamlah saulah, jika Rasul sedang tertunduk itu berarti ayat Al-Qur'an sedang turun kepadanya). Dan benar, turun lah wahyu Allah Q. S Al-Mujaadilah ayat 1-4 tersebut.
Saulah bisa kembali dengan suaminya, namun Aus harus menarik kembali kata2 dziharnya dan memerdekakan budak. Saulah meminta keringanan, karena dia tak mungkin utk melakukan itu dia bukan orang yang punya banyak harta. Ok, kalo begitu berpuasalah 2bulan berturut-turut, lagi Saulah meminta keringanan karena suaminya sakit-sakitan jadi tak mampu jika harus berpuasa 2bulan berturut-turut. Ok, kalo begitu beri makan 60 orang. Sebenarnya hal ini juga masih berat utk suaminya. Namun Rasulullah membantu nya memberikan sekian kurma, dan Saulah juga membantunya, lalu Aus menambahkan kekurangannya. Alhamdulillah, berkat doa dan kesungguh-sungguhan Saulah, keluarga mereka bersatu kembali, dan karena itu juga turun 4 ayat tersebut.
Dari kisah Saulah rumah tangga penuh berkah :
1. Bagaimana pun kondisinya, harus tetap mempertahankan rumah tangga
Kita ambil contoh Saulah, hanya wanita biasa tapi dia tetap mempertahankan rumah tangganya meski banyak kejelekan sifat suaminya.
2. Kalo punya masalah dalam rumah tangga, mengadu lah kepada Allah, kepada orang yang bijaksana (yang kita anggap bisa memberikan solusi dari masalah kita).
Karena Allah adalah tempat mengadu yang paling pertama dan utama, setelahnya boleh kita meminta saran dari orang lain yang bijaksana.
3. Mempertahankan keluarga surga, memang beban nya paling berat pada wanita (contoh kisah Saulah). Yang harus kita ingat dan kita pegang adalah :: Allah sangat senang kepada orang yang mempertahankan rumah tangganya :: --> seperti Saulah, atas apa yang dilakukannya, dia menjadi wanita yang dicintai Allah. #semoga kita termasuk yah (buat kaum wanita saja)
Islam, tak pernah menginginkan yang namanya perpisahan. Meski pun ada talak sebagai tanda perceraian, namun hakikinya masih bisa kembali rujuk. Pada talak 1 selagi dalam masa idah, bisa kembali lagi rujuk hanya dengan kata-kata dan perbuatan. Pada talak 2 pun sama seperti talak 1. Pada talak 3, meski suami dan istri yang telah melakukan talak 3 harus terlebih dahulu sama2 menikah dengan orang lain (dengan tujuan baik, bukan semata karena ingin kembali dengan istrinya), maka ketika diantara mereka telah sama-sama ditinggal oleh pasangan nya, mereka dapat kembali bersama. Yah intinya, islam tak menginginkan ada perpisahan, meski bercerai boleh tapi itu harus dijadikan alasan terakhir.
Sedikit dibahasa tentang kriteria memilih suami, agar kelak rumah tangga kita baik :
1. Wajah
2. Kaya
3. Nasab yang baik
4. Agama
Dari 1 s.d 3 kriteria tersebut tidak berlaku tanpa no.4. Yang paling utama adalah, liat agama nya. Kenapa? Karena no.4 bisa mencover 3 point yang lain. Contoh, no.1 wajahnya jika lelaki tersebut beragama pasti shalatnya rajin dan begitu pun dengan berwudhunya, maka akan berpengaruh pada wajahnya. No.2 Kaya, orang yang mengerti agama maka ia akan bertanggung jawab pada keluarganya (istrinya), dia akan mencari nafkah dengan sungguh-sungguh, bekerja keras untuk keluarganya.
Kembali ke rumah tangga surga. Apa yang harus kita lakukan agar rumah tangga kita menjadi rumah tangga surga, yaitu : Fokus kepada Allah (lakukan semuanya hanya karena Allah). Dekat dengan orang shaleh (karena mereka bisa mengingatkan kita dan memberikan cara bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang ada). Dan jangan lupa untuk mengulang-ngulang niat (karena niat letaknya di awal, ditengah dan dikahir. Dengan mereview niat, semoga insyaAllah kita dapat meluruskan kembali niat kita yang mungkin bisa saja dalam perjalanan terselewengkan dengan yang lain).
Mari kita jadikan dunia sebagai surga, sebelum kita masuk surga sebenarnya (insyaAllah). Rumah ku surga ku. Dengan rumah tangga surga, mari kita antarkan diri kita dan keluarga kita pada cinta Allah hingga akhirnya kelak menjadi hamba yang dirdhoiNya. Amiin
Semoga bermanfaat :)
-Int-
Komentar
Posting Komentar