Langsung ke konten utama

Agar anak menjadi Shaleh

Seperti biasa, setiap kamis siang di kantorku diadakan kajian khusus wanita dan kami semua menyebut itu "Keputrian". Bukan nama yang asing buat ku, karena sejak SMK sudah terlalu terngiang kata Keputrian untuk ku. Hmm, memang bukan ketua keputrian saat SMK lalu, tapi amanah Allah kepadaku mendampingin teman ku "Dwima" sebagai partner untuk melanjutkan perjuangan dakwah SMK Telkom di divisi Keputrian. Awalnya aku tak mengerti, kenapa aku harus divisi keputrian yah, padahal ga putri-putri banget deh (maksudnya aku bukan wanita yang bersifat wanita seutuhnya), padahal juga saat itu aku begitu tertarik dengan divisi lain yaitu HUMED (Humas Media). Entahlah, mungkin karena masa kebodohan ku waktu itu yang merasa kagum dengan seorang kk kelas di divisi tersebut.
Ok, kembali ke pembicaraan awal. Siang tadi seperti biasa aku dan teman-teman kantor yang lain turut hadir dalam acara keputrian tersebut. (meski terkadang rindu dengan keputrian SMK Telkom, dimana aku lah sebagai penyedia acara, tidak seperti sekarang yang hanya menjadi peserta). Tema keputrian kali ini adalah "Bagaimana mendidik anak menjadi anak yang shaleh". Kata seorang rekan, ayo kita ikut kajian hari ini bagus temanya. Iya deh mba, meski belum menikah tapi bisa jadi bekal jika nanti sudah berkeluarga.
Selesai menunggu yang lain makan siang, aku yang tak turut makan saat itu. Shalat lalu kami turun ke surau tempat keputrian (maklum, aku ditempatkan di lt.15 sedang acara keputrian sudah rutin berlangsung di lt dasar setiap minggunya).
Setelah dimulai keputrian nya, meski dengan agak terkantuk aku mendengarkan, tapi jujur materi hari ini membuat ku lebih bersemangat. Meski belum merasakan bagaimana mendidik anak, tapi kelak pasti aku mengalami nya (wallahu'alan).
Yah, hanya ingin sedikit share atas apa yang tadi ku dapat.
Pertama, dibuka dengan tilawah Q. S Al-Furqan : 74 yang bunyi artinya :

74. Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Itu doa yang mungkin bisa jadi referensi kita semua, agar kelak diberikan anak yang shaleh. Amiin. Umi nya tadi juga bilang, anak yang shaleh itu bisa kita dapat dengan diawali dari "Jodoh yang shaleh". Yupss, semua pasti tau itu, wanita yang baik untuk lelaki yang baik, lelaki yang baik untuk wanita yang baik dan sebaliknya (sebagaimana al-quran menjelaskan dengan ayat-ayatnya yang indah pada Q. S An-Nuur {24} : 26). Hmm, kode yang senang aku akan makna artinya. Al-Quran bukan untuk sekedar dibaca, tapi dibaca, dikaji, ditelaah, di fahami kandungannya, lalu amalkan.
Lagi, hal yang membuatkan semakin bersemangat untuk terus menuntut ilmu. Tak peduli dengan perkataan "buat apa wanita sekolah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga". Oopss, maaf kawan, saya bukan wanita seperti itu, yang saya tahu wanita kelak akan menjadi ibu, dan seorang ibu adalah madrasah untuk anak nya. Dan mendidik anak adalah tanggungjawab kepada Allah. Itulah indahnya wanita.

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Hikmah untuk kita adalah :
Kaum wanita bukan berarti tak harus berpendidikan tinggi, justru pendidikannya akan berguna untuk anak-anaknya kelak.
Anak yang shaleh, ada dari orangtua yang shaleh, pendamping hidup yang shaleh Allah berikan hanya untuk wanita shaleh.
Salah satu metode mendidik anak yang tadi sempat tersampaikan adalah dengan Qudwah atau dalam bahasa kita berarti peneladanan, bahasa inggrisnya Row Model. Yah, bisa kita jadikan Rasulullah, atau Nabi-Nabi Allah yang lain, para pejuang-pejuang islam, hingga diri kita sendiri dan pendamping kita yang harus memberikan ketauladanan yang baik untuk anak kita kelak.

Hmm, entahlah ini terlalu dini atau tidak. yang aku ingat, belajar tentang apa itu menikah, bagaimana, mengapa, dan hal hal lain memang bukan hal asing buat kita. Pesiapan di awal jauh lebih baik untuk kita. Semoga bermanfaat ^_^

-Int-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semester Akhir

Kegagalan di semester ini tidak boleh terulang lagi di semester berikutnya. Iya, semester akhir! Selamat datang semester akhir. Dan selamat tinggal semester tujuh :) Perjuangan di dunia kampus sudah ku awali sejak Maret 2011 lalu, mungkin orang mengatakan bahwa aku lulus telat dari yang lain. Gpp. Karena bagi ku setiap diri kita memiliki jalan hidup masing-masing. Toh, kesuksesan dunia bukan tolak ukur seseorang itu bahagia di akhirat! Karena sejatinya kesuksesan baru akan kita ketahui kalau kita bisa berbahagia di akhirat, bukannya sengsara. *noted Baiklah, diluar itu semua memang kuliah ku selesai tidak dalam waktu normal seperti orang-orang. Mungkin awal 2011 sampai akhir desember bukanlah waktu yang sedikit. Setidaknya, hal yang membuat ku percaya diri adalah apa yang aku kerjakan dimasa kuliah memang murni hasil perjuangan ku sendiri. Ga nyontek sama sekali dong :p Jadi, berapapun IP nya, yaa itu lah hasil perjuangan ku. Dan perlu dicatat lagi ya Intan, bahwa penilaian ...

Bekerja untuk Allah

"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.' ''(Q. S At-Taubah: 105)  Mari menyelami makna dari ayat Q. S At-Taubah: 105 ini. Menarik sekali, ayat ini menegur kita! Mengingatkan bahwasannya semua amalan memang seharusnya diniatkan karena Allah. Dan ayat tersebut bisa jadi tamparan keras untuk kita yang masih sering mengeluh dalam bekerja (termasuk saya pribadi). Hhehee.. Kenapa Masih Mengeluh Dalam Bekerja? Mungkin karena masih ada yang salah dalam niat kita, coba check kembali. Sudahkah niat kita bekerja karena Allah SWT? Ahh, bibir mungkin mampu berkata pada seluruh makhluk, "sudah, niat saya bekerja sudah karena Allah, insyaAllah" . Tapiii?? Kok hati masih sering menggerutu, protes kesana kemari karena banyaknya kerjaan y...

Aku dan Kuliah Kelas Karyawan

Tentang kuliah kelas karyawan khususnya, izinkan saya menulis tentang pengalaman saya saat ini. Saya Intan Wahyuni, seorang wanita berusia 20th, bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi, dan juga menjadi mahasiswi (kelas karyawan) di salah satu universitas swasta di jakarta. That's all... Waktu awal kuliah, seneng, seneng banget rasanya bisa kuliah. Belajar lagi, ketemu temen-temen di kampus. Meski harus lagi-lagi merasakan jadi yang sedikit (efek kuliah ambil jurusan teknik elektro, jadi sekelas cuma bertiga mahasiswinya). Ahh, tapi bahagia banget deh, bisa kuliah dengan biaya sendiri. Setelah nganggur satu semester setelah lulus SMK. Karena saat itu masih menunggu kejelasan pekerjaan, dan setelah dapat posisi save, baru deh daftar kuliah.   masih keliatan bahagia di kampus waktu awal-awal kuliah Yang saat itu saya rasakan adalah bahagia, bisa belajar lagi. Setelah senin-jumat harus merasakan penat nya karena kerjaan kantor. Sabtu-minggu dapat hiburan, kuliah,...