Langsung ke konten utama

Belajar Masak

Wanita itu seharusnya pandai memasak. Bukan bukan, bukan pandai, tapi biasa memasak. Karena kata pepatah ::ala bisa karena biasa::. Dan akan bisa dapat feelnya juga kalo biasa (hadeuuuh, masak juga perlu feel toh, katanya sih biar rasanya lebih pas dan enak).

Memasak terlihat mudah, bahkan terkadang kita menganggap itu hanya pekerjaan biasa yang bisa dilakukan semua orang. Widiiiiw, iya sih gampang memang, jika kita hanya berkomentar. Let's we try it! Mumpung hari ini libur, jadi saya lanjutkan lagi chapter kedua saya dalam memasak. Hhihiii, selang waktunya cukup lama juga. Chapter pertama kira-kira satu bulan yang lalu. Sok sibuk sih, alasan nya kerja dan kuliah. Hhehee, maaf yah ma tapi emang susah nyisipkan waktu untuk belajar memasak.

Iya, jadi saya dan mama mengadakan pertukaran belajar (bukan pertukaran pelajar yah). Mama minta diajarin ngaji, dan saya minta bayaran dengan minta diajarin masak. Bukan bermasuk menjual, tapi yah hitung-hitung biar saya punya bekal nanti kalo sudah berkeluarga (malu juga kali kalo cewek ga bisa masak, suami mau di kasih makan apa nanti). Hstttt, jangan ngomongin keluarga dulu deh, lanjut ke belajar masak.

Chapter pertama kemarin belajar masak tumis dan goreng-gorengan. Keliatan nya simple, pake gaya bilang ::udah, kalo ini mah bisa sendiri ma::. Hhahaa, tapi malah dapet banyak komplain dari yang ngajar. ::Ga gitu caranya, jangan tebel-tebel potongnya, pelan-pelan aduknya, rasain dulu kurang bumbu nya ga, dst::. Whaaah, gitu yah, sotoy sih. Maaf yah ma, nama nya juga baru belajar :) #kalo cuma masak mie atau goreng-goreng sih bisa :p

Chapter kedua, ga masak makanan tapi kali ini bikin wedang jahe. Request dari lama, baru di approve requestnya sama mama hari ini. Mumpung musim hujan, bagus juga buat penyembuhan flu. Ok, i'll try it. Proses pertama membakar jahe, sudah terlihat gosong, tapi kebanyakan nanya kena omel lagi. ::Yang sabar dong, itu kan baru luarnya aja yang gosong, dalamnya belum mateng::. Ok, lanjutkan sampai jahe matang. Proses berikutnya, mencampur dengan air dan gula. Setelah semuanya matang, masih ada tambahan lagi. Biar lebih nikmat, wedang jahenya disantap dengan dicampur susu dan kacang tanah yang di sangrai.

Baiklah, kita sangrai kacangnya. Ternyata perlu kesabaran lagi, karena harus di sangrai dengan api yang kecil (biar ga gosong tapi dalamnya juga matang). Selesai nya, harus di pisahkan dulu kulit kacangnya. Buat misahin kulit kacangnya aja perlu waktu setengah jam sendiri. Jeng jeng jeng, akhirnya selesai juga. Siap dinikmati.

Dari belajar memasak kita bisa belajar banyak, dari merasakan sesuatu pakai feeling, belajar sabar. Dan kepuasaan yang luar biasa ketika melihat yang lain bisa menikmati masakan kita. Terima kasih mama buat belajar masaknya. Lanjut ke chapter berikutnya yah (kalo libur lagi). Hhehee

-Int-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G "Karena Kalian Istimewa"

3G kali ini bukan kepanjangan dari Gara-Gara Galau, hhehee, tapi 3G kali ini adalah "Geng Gaul Generation". hmmm, emang sih, sepintas terlihat norak, atau berlebihan. But we don't care :p. Because this is us!  Yups, geng yang terbentuk dari sekumpulan karyawan-ka ryawati muda di kantor ini. Yang mana kita semua yang ada di geng ini ngaku punya jiwa muda. Uhuuukk, kemudian merasa tertohok. Emang sih ga semua nya muda, ehh tapi kita juga ga tua2 ba n get kok. Wait wait, sebelum masuk ke perkanalan personil, izinkan aku untuk ngenalin lebih dalam apa itu 3G, apa itu tujuan kami, dan a lasan 3G terbentuk. Bersiaaappp!!! 3G, menas Geng Gaul Generation . Personil nya saat ini ada 8 orang , dengan kelahiran tahun 1 994 sampai dengan seterus nya. Hhehee . Kami terdiri dari 5 orang wanita, dan 3 orang lelaki. Ga bisa di pungkiri, kalo kita terbentuk secara aneh, dan emang rata2 kita semua punya keanehan masing-masing. (keanehan nya dibahas di paragra f bawah yee :p).

Email Bahasa Inggris

Yah, itu email dalam bahasa inggris pertama yang saya dapat setelah satu tahun sudah bekerja di salah satu perusaah telekomunikasi di Indonesia. Berawal dari re-organisasi perusahaan tempat dimana saya bekerja, sekitar Maret 2011. Awalnya jobdesk saya di perusahaan ini sebagai technical support untuk support alokasi aktivasi dan improvement link. Dan itu hanya berlaku selama 5 bulan sejak pertama saya bekerja disini (saya masuk perusahaan ini November 2010). Waktu 5 bulan bukanlah waktu yang lama buat saya. Saya merasa 5 bulan tersebut sebagai masa adaptasi yang begitu cepat di perusahaan ini. Dengan organisasi yang baru saya tetap pada team yang sama seperti sebelumnya, bedanya adalah koordinator yang tadinya 2 orang sekarang menjadi satu orang, masih dengan rekan team yang sama, dan kali ini berganti Manager, Div Head serta Grup Head saja. Alhamdulillah, saya mendapat team yang begitu keren, hebat, dan Manager yang begitu care kepada kami (OS nya). Kembali ke pembicaraan meng

Hujan Tak Pernah Salah

Jangan salahkan hujan, karena hujan tak pernah salah.  Hujan hanya menjadi sebaik-baik ciptaanNya, tunduk dalam taqwa atas perintahNya. Tak seperti kita manusia, yang diciptakan dalam sebaik-baik ciptaan dengan keistimewaan akal, namun apa?  Lebih banyak mengabaikan dan melalaikan perintahNya.  Menghujat atas apa yang terjadi bahwa ini bentuk ketidak-adilan.  Padahal?  Siapa yang sebenarnya salah? Apa banjir karena hujan? Bukan!  Tapi kita yang merusak lingkungan. Hujan selamanya menjadi hujan, turun atas perintahNya, membawa keberkahanNya untuk makhluk ciptaanNya yang lain.  _Inspirasi di perjalanan Mabit ke Masjid BI bersama Irna_ -int-