Langsung ke konten utama

Surga atau Neraka? Itu Pilihan!

Yang indah tak hanya ada di dunia, tapi ada surga yang menawarkan berjuta pesona keindahannya. Yang membahagiakan tak sekedar tertawa atau menjadi manusia kaya, bertahta dan memiliki wanita, tapi ada surga yang menjanjikan bidadari dan segalanya ada. Karena memang surga itu manis, meski jalan menuju kesana terjal, terkadang terasa pahit, bahkan tak jarang liku-liku jalannya membuat penempuhnya terasa berat. Bukan sekedar satu atau dua dosa kita, bukan juga karena jutaan atau milyaran pahala, yang kan mampu mengantarkan kita ke sana (surga). Karena surga hanya di peruntukan bagi mereka yang menancapkan dalam dada mereka keyakinan tentang nya (surga) dan penciptaNya, kemudian mereka melisankan dengan ucapan, dan mengamalkan keyakinan mereka dalam tindak taqwa akan setiap perintah Tuhan.
 
Dalam firmanNya, Allah jelas menegaskan siapa saja penghuni surga kelak :
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Q. S Yunus : 26
 
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. Q. S Al-Furqaan : 24
 
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. Q. S Al-Ahqaaf : 16
 
Jadi, tertarik untuk masuk surga? Pasti iya, karena sejatinya tak seorangpun menginginkan kesusahan, baik saat ini maupun di kehidupan berikutnya. Mungkin lisan mampu mengatakan "tidak", tapi hati terdalam membantah apa yang terlisankan.
 
Perlu kita ingat, bahwa surga dan neraka itu pilihan. Karena susah atau senang adalah pilihan. Bahagia atau sedih juga pilihan. Bahkan taqwa atau fasik pun pilihan untuk kita. Itu semua jelas seperti tertuang dalam firman Allah : "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Q. S Asy-Syams : 8"
 
Kita bisa memilih, ingin masuk surga atau neraka? Ingin menjadi orang senang atau susah? Ingin menjadi manusia bahagia atau terus bersedih? Ingin menjadi taqwa atau fasik? Semua itu ada di tangan kita. Karena bahagia itu dekat pada hati yang bersyukur. Kenapa?
Karena meski sebanyak apapun harta yang kita miliki, meski setinggi apapun tahta yang kita duduki, dan secantik atau setampan apapun pasangan yang kita miliki, itu semua bukan faktor mutlak untuk kebahagiaan kita. Karena, jika masih belum ada rasa syukur dalam hati kita akan nikmatNya, semua itu takkan pernah terasa manis. Bahkan kita akan selalu merasa kurang, selalu merasa tidak mendapatkan keadilan, hidup terasa gersang, merasa iri dengan orang lain karena tidak mendapatkan sebanyak mereka, dan hari-hari kita terkotori dengan rasa tak tenang. 
Iya, karena bahagia ada pada hati yang bersyukur.
Rumah kecil, harta pas-pasan, atau tahta tak tinggi. Ini semua juga bukan alasan mutlak kita harus hidup susah atau tak bahagia. Syukuri, maka semua itu akan menjadi nikmat. Dan kelak berbalaskan ridho-Nya dengan tawaran surga.
Yukk, coba kita renungkan kembali, apa yang selama ini masih membuat kita galau? Banyak mengeluh? Terus bersedih? Mungkin satu jawabannya adalah, masih perlu kita tanyakan kemana syukur kita kepadanya? #NtMS
 
Dari sekarang, yang memilih surga jadi masa depan yang ingin digapai. Mari kita perbaiki niat. Tancapkan dalam-dalam keyakinan kita akan adanya Allah. Dan berbuatlah hanya dengan perbuatan yang didasari niat karena-Nya, karena ingin menggapai ridho-Nya. 
 
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. Q. S Al-Baqarah : 207
 
Beberapa jalan yang bisa kita tempuh, untuk mendapatkan surga atas ridho-Nya :
1. Niat dan Ikhlas, ini yang harus kita perbaiki. Jadikan setiap apa yang kita perbuat niatnya hanya kerana Allah, hanya karena ingin menggapai ridho Allah semata. Maka apa yang kita lakukan memang ikhlas karena-Nya.
2. Perbanyak mengingat kematian dan kehidupan setelah dunia. Karena dalam perjalanan hidup akan ada banyak penggoda niat kita. Di awal, di tengah maupun di akhir, niat kita bisa saja dipertaruhkan. Terkadang meski sudah baik di awal, tak menutup kemungkinan di tengah perjalanan atau bahkan di akhir perjalanan, niat kita berbelok dari niat awal (niat karena Allah). Karena nya, pengingat kematian adalah satu cara yang mampu untuk kembali menjaga niat kita.
3. Terus perbanyak beribadah. Satu contohnya, seperti sekarang ini di bulan Ramadhan, ada banyak sekali jalan menuju pintu surga. Karena di bulan Ramadhan ini, pahala ibadah sunah setara pahala wajib, pahala ibadah wajib dibayar berkali-kali lipat, bahkan sekedar tidur pun akan ada balasan baik dari-Nya. Di bulan ini juga ada malam, yang malamnya lebih baik dari 1000 bulan. Inilah indahnya Ramadhan.
4. Jadikan setiap apa yang kita miliki menjadi alasan kita ke surga kelak. Gimana caranya? Misalnya, keluarga atau sahabat kita. Kita ajak mereka untuk senantiasa berbuat baik, bermanfaat untuk yang lain, saling menyayangi, dan mengingatkan dalam beribadah.
Atau, misalnya kendaraan kita, mobil atau motor, kita gunakan hanya untuk pergi ke tempat-tempat baik. Kita pinjamkan atau beri tumpangan untuk mereka yang  hendak pergi ke tempat baik atau hendak berbuat baik.
Gadget yang kita miliki pun bisa saja menjadi alasan kita masuk surga kelak. Contohnya, kita buat jadwal sebagai reminder untuk shalat, tilawah, sedeqah, dan lainnya. Atau dengan memakai kecepatan data dari sinyal Indosat Matrix, kita bisa berkirim tausyiah melalui whatsapp, bbm, atau situs jejaring sosial. Belum lagi kita bisa browsing ilmu-ilmu bermanfaat dengan gadget kita tersebut. hhehee..
 
Jadi, masih banyak jalan menuju surga. Caranya, yakini dan amalkan!
Karena, surga atau neraka? Itu Pilihan!
 
-int-

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

3G "Karena Kalian Istimewa"

3G kali ini bukan kepanjangan dari Gara-Gara Galau, hhehee, tapi 3G kali ini adalah "Geng Gaul Generation". hmmm, emang sih, sepintas terlihat norak, atau berlebihan. But we don't care :p. Because this is us!  Yups, geng yang terbentuk dari sekumpulan karyawan-ka ryawati muda di kantor ini. Yang mana kita semua yang ada di geng ini ngaku punya jiwa muda. Uhuuukk, kemudian merasa tertohok. Emang sih ga semua nya muda, ehh tapi kita juga ga tua2 ba n get kok. Wait wait, sebelum masuk ke perkanalan personil, izinkan aku untuk ngenalin lebih dalam apa itu 3G, apa itu tujuan kami, dan a lasan 3G terbentuk. Bersiaaappp!!! 3G, menas Geng Gaul Generation . Personil nya saat ini ada 8 orang , dengan kelahiran tahun 1 994 sampai dengan seterus nya. Hhehee . Kami terdiri dari 5 orang wanita, dan 3 orang lelaki. Ga bisa di pungkiri, kalo kita terbentuk secara aneh, dan emang rata2 kita semua punya keanehan masing-masing. (keanehan nya dibahas di paragra f bawah yee :p).

Email Bahasa Inggris

Yah, itu email dalam bahasa inggris pertama yang saya dapat setelah satu tahun sudah bekerja di salah satu perusaah telekomunikasi di Indonesia. Berawal dari re-organisasi perusahaan tempat dimana saya bekerja, sekitar Maret 2011. Awalnya jobdesk saya di perusahaan ini sebagai technical support untuk support alokasi aktivasi dan improvement link. Dan itu hanya berlaku selama 5 bulan sejak pertama saya bekerja disini (saya masuk perusahaan ini November 2010). Waktu 5 bulan bukanlah waktu yang lama buat saya. Saya merasa 5 bulan tersebut sebagai masa adaptasi yang begitu cepat di perusahaan ini. Dengan organisasi yang baru saya tetap pada team yang sama seperti sebelumnya, bedanya adalah koordinator yang tadinya 2 orang sekarang menjadi satu orang, masih dengan rekan team yang sama, dan kali ini berganti Manager, Div Head serta Grup Head saja. Alhamdulillah, saya mendapat team yang begitu keren, hebat, dan Manager yang begitu care kepada kami (OS nya). Kembali ke pembicaraan meng

Hujan Tak Pernah Salah

Jangan salahkan hujan, karena hujan tak pernah salah.  Hujan hanya menjadi sebaik-baik ciptaanNya, tunduk dalam taqwa atas perintahNya. Tak seperti kita manusia, yang diciptakan dalam sebaik-baik ciptaan dengan keistimewaan akal, namun apa?  Lebih banyak mengabaikan dan melalaikan perintahNya.  Menghujat atas apa yang terjadi bahwa ini bentuk ketidak-adilan.  Padahal?  Siapa yang sebenarnya salah? Apa banjir karena hujan? Bukan!  Tapi kita yang merusak lingkungan. Hujan selamanya menjadi hujan, turun atas perintahNya, membawa keberkahanNya untuk makhluk ciptaanNya yang lain.  _Inspirasi di perjalanan Mabit ke Masjid BI bersama Irna_ -int-