Langsung ke konten utama

Ramadhan atau Kita yang Pergi?

Berakhir sudah satu bulan penuh Ramadhan tahun ini, 2014 atau 1435 H. Senang? Atau Sedih? Itu semua dua perasaan yang mungkin hadir pada setiap kita. Akan ada banyak alasan yang dapat kita utarakan.
 
Aku senang, karena artinya banyak senyuman hadir di bulan Syawal. Banyak maaf terucap dan terterima. Silaturahim pun di jalin meski harus menempuh lelah menuju kampung halaman. Dan saat itu tak di temui kecuali mereka yang berbahagia, serta jauh dari kata lapar. Dimana setiap kita sumringah akan kemenangan yang di dapat. Bukan berarti ini semua tak kita temui di bulan Ramadhan.
 
Aku sedih, karena artinya ramadhan telah pergi, entah akan ada kesempatan berikutnya atau tidak untuk kita bertemu dengannya. Ketika taqwa akan terasa begitu berat. Ketika aurat mulai bebas kembali di tampilkan, ketika nilai-nilai agama ini mulai redup dijalankan. Ketika al qur-an harus kembali tersimpan di lemari. Meski ini tak berarti untuk seluruh umat muslim. Karena aku percaya, masih banyak yang akan tetap jalan di jalan taqwa atas cinta kepadaNya.
 
Ramadhan boleh berlalu, tapi iman dan taqwa kita? Jangan sampai seperti angin berlalu. Jaga langkah kaki ini agar tetap berjalan di jalur yang memang menuju keridhoanNya. Kuatkan hati dan diri ini untuk tegar menerima setiap ujian yang datang, mengalahkan ego dan keluh, hingga syukur dan sabar yang menjadi penawarnya.
 
Karena hanya cinta kepadaNya lah yang kan mampu menguatkan kita.
Ketika al quran harus terus menjadi obat hati, dibaca setiap hari, di tadaburi, kemudian di amalkan.
Ketika dzikir harus menjadi pembasah bibir, agar diri tetap pada perasaan damai dan terus merasa terawasi oleh sang Khalik, Illahi Rabbi.
Ketika ilmu harus terus di gali, sampai waktu untuk kita terhenti.
Ketika senyuman harus tetap terukir dari wajah, meski hati sedang pilu, apalagi saat hati tengah berseri-seri. Karena syukur juga hadir dalam senyuman kita.
Ketika lisan dan perbuatan harus hati-hati kita jaga agar tak ada yang tersakiti.
 
Ramadhan memang menawarkan beribu kebaikan, dan beribu balasan atas setiap yang kita lakukan. Yakinlah, ramadhan tetap ada di bulan-bulan lain, karna memang Allah senantiasa menawarkan berjuta kebaikan kepada kita yang mau meyakiniNya, menjalankan perintahNya, menjadi hamba yang mencintai Allah dan RasulNya. Meski balasannya tak sama atau tak sebesar bulan Ramadhan, bukan berarti taqwa kita di bulan Ramadhan harus berakhir disini. Perjalanan kita masih berlanjut, episode kehidupan kita belum berakhir.
 
Allah tetap hadirkan tawaran untuk kita yang memang mencari keridhoanNya, Allah tetap berikan janji keindahan syurga untuk kita yang mau terus bertaqwa kepadaNya.
 
Jadi? Apakah ramadhan benar pergi? Atau kita yang pergi?
 
Semoga kita semua tetap dalam jalan ketaatan. Bisa menjadi hamba yang senantiasa berada dalam dekapan kasih sayang serta ridhoNya.
 
Allah, ampuni setiap jiwa-jiwa yang masih begitu banyak mengeluh, masih lalai dari bersyukur akan milyaran nikmatMu, masih sedikit sekali mengingat asma-Mu, masih jauh sekali dari taqwa.
Allah, tuntun kami agar kami senantiasa menjadi hambaMu dan umar Rasul-Mu, menjadi sebaik-baik manusia, yaitu yang belajar dan mengajarkan Al Quran, sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi yang lain.
Allah, dekap kami dalam kasih sayang serta ridhoMu.
Allah, satukan hati-hati kami agar senantiasa kami saling menyayangi, saling mengingatkan, saling menggenggam erat untuk berjalan bersama menggapai ridhoMu.
aamiin.
 
#NotesToMySelf
 
-int-
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Email Bahasa Inggris

Yah, itu email dalam bahasa inggris pertama yang saya dapat setelah satu tahun sudah bekerja di salah satu perusaah telekomunikasi di Indonesia. Berawal dari re-organisasi perusahaan tempat dimana saya bekerja, sekitar Maret 2011. Awalnya jobdesk saya di perusahaan ini sebagai technical support untuk support alokasi aktivasi dan improvement link. Dan itu hanya berlaku selama 5 bulan sejak pertama saya bekerja disini (saya masuk perusahaan ini November 2010). Waktu 5 bulan bukanlah waktu yang lama buat saya. Saya merasa 5 bulan tersebut sebagai masa adaptasi yang begitu cepat di perusahaan ini. Dengan organisasi yang baru saya tetap pada team yang sama seperti sebelumnya, bedanya adalah koordinator yang tadinya 2 orang sekarang menjadi satu orang, masih dengan rekan team yang sama, dan kali ini berganti Manager, Div Head serta Grup Head saja. Alhamdulillah, saya mendapat team yang begitu keren, hebat, dan Manager yang begitu care kepada kami (OS nya). Kembali ke pembicaraan meng

3G "Karena Kalian Istimewa"

3G kali ini bukan kepanjangan dari Gara-Gara Galau, hhehee, tapi 3G kali ini adalah "Geng Gaul Generation". hmmm, emang sih, sepintas terlihat norak, atau berlebihan. But we don't care :p. Because this is us!  Yups, geng yang terbentuk dari sekumpulan karyawan-ka ryawati muda di kantor ini. Yang mana kita semua yang ada di geng ini ngaku punya jiwa muda. Uhuuukk, kemudian merasa tertohok. Emang sih ga semua nya muda, ehh tapi kita juga ga tua2 ba n get kok. Wait wait, sebelum masuk ke perkanalan personil, izinkan aku untuk ngenalin lebih dalam apa itu 3G, apa itu tujuan kami, dan a lasan 3G terbentuk. Bersiaaappp!!! 3G, menas Geng Gaul Generation . Personil nya saat ini ada 8 orang , dengan kelahiran tahun 1 994 sampai dengan seterus nya. Hhehee . Kami terdiri dari 5 orang wanita, dan 3 orang lelaki. Ga bisa di pungkiri, kalo kita terbentuk secara aneh, dan emang rata2 kita semua punya keanehan masing-masing. (keanehan nya dibahas di paragra f bawah yee :p).

Bekerja untuk Allah

"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.' ''(Q. S At-Taubah: 105)  Mari menyelami makna dari ayat Q. S At-Taubah: 105 ini. Menarik sekali, ayat ini menegur kita! Mengingatkan bahwasannya semua amalan memang seharusnya diniatkan karena Allah. Dan ayat tersebut bisa jadi tamparan keras untuk kita yang masih sering mengeluh dalam bekerja (termasuk saya pribadi). Hhehee.. Kenapa Masih Mengeluh Dalam Bekerja? Mungkin karena masih ada yang salah dalam niat kita, coba check kembali. Sudahkah niat kita bekerja karena Allah SWT? Ahh, bibir mungkin mampu berkata pada seluruh makhluk, "sudah, niat saya bekerja sudah karena Allah, insyaAllah" . Tapiii?? Kok hati masih sering menggerutu, protes kesana kemari karena banyaknya kerjaan y