Kamu, yang hadir di salah satu lembaran episode kehidupan ku.
Kamu, yang nama mu semakin memenuhi ruangan hati ku.
Kau tau?
Semua ini seperti dalam suatu acara, yang tiba-tiba teman-teman ku dengan senyumnya, menarik ku, membawa ku lari ke suatu tempat, kemudian meninggalkan ku di hadapan mu.
Iya, kamu yang sama halnya dengan ku, ditarik dan dibawa ketempat yang sama oleh teman-teman yang sama.
Lalu aku hanya mampu terdiam disana, mungkin sedekit tersenyum.
Begitu pun diri mu.
Atau kita mencoba sedikit memecahkan keheningan dengan gurauan.
Agar mereka, teman-teman kita senang dan puas dengan apa yang telah mereka perbuat kepada kita.
Kau tau?
Semua ini juga seperti lembaran episode buku ku, yang telah ku penuhi dengan potongan-potongan kisah hidup ku.
Ada nama mereka, teman-teman ku, keluarga ku, sahabat ku, dan orang-orang yang pernah hadir dalam lingkaran kehidupan ku.
Kemudian ada halaman kosong, yang memang telah ku simpan rapih.
Sengaja aku pisahkan, karena halaman itu akan aku tuliskan kisah indah ku bersama seseorang yang halal untuk ku.
Merajut kisah dengan makna mendalam, mencari rahasia-rahasia kehidupan, berjalan bersama karena Nya. Dan beraharap, kelak keridhoan Allah akan menjadi alasan kebersamaan ku dengan "dia" sampai surga.
Namun, halaman itu seketika penuh dengan satu nama, yaitu nama mu.
Bukan aku yang mengawali menulis nama mu disitu.
Tapi, lagi-lagi mereka, teman kita. Yaa, mereka dengan senang menuliskan nama mu dalam lembaran episode buku ku.
Entahlah, aku harus bagaimana?
Membiarkan nama mu tetap ada disana?
Atau mencoba perlahan menghapuskan nya?
Apa? Apa ini cinta?
Jika ini cinta, aku tak boleh merusak perasaan sesuci ini dengan hal-hal yang hanya bisa mengotori hati ku.
Jika ini cinta, aku pun tak boleh merusak perasaan sesuci ini dengan hal yang bisa menjauhkan aku dari ridho Allah.
Karena, hanya ada dua pilihan.
Pilihan pertama, pastikan perasaan cinta itu terwujud dalam hubungan yang sah, diakui agama dan undang-undang, yang mencari keridhoanNya adalah landasan kebersamaan kita. Sehingga, semakin suci-lah cinta tersebut.
Dan pilihan kedua, tinggalkan, lupakan. Jaga perasaan itu, karena itu penuh kehormatan.
Seperti terlukis dalam quote china yang sangat indah: "Sungguh, jika demikian dalamnya kau mencintainya, maka menangislah sendiri. Jangan membuatnya menangis, rusak, tersakiti, karena kau."
Jika pilihan pertama, belum mampu aku memilihnya.
Izinkan aku mencintai mu dalam diam ku.
Menjadi perindu yang baik, yang merindu mu dalam diam,
Menyebut nama mu dalam untaian doa ku,
Dan menyampaikan rasa ini kepadaNya,
Karena penjelasan adalah penjelasan, terkadang tak perlu diburu-buru, agar kita bisa lebih baik memahaminya. Bahwa penjelasan akan tiba di waktu yang pas, tempat yang cocok, dan dari orang yang tepat.
Dan urusan cinta, menjadi urusan yang mampu merumitkan pikiran.
Karena cinta, ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat!
Karena cinta tak mudah didefinisikan. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya.
Meski harus diam memendam perasaan.
Itu semua akan tak mengapa.
Hanya perlu mengeja diri untuk terus bersabar.
Besok lusa, jika waktunya tiba, jika pilihan pertama sudah mampu ku pilih.
Jika benar nama mu yang sudah tertuliskan di lauh mahfudz untuk ku.
Jika Allah ridho dengan kebersamaan kita, atas nama cinta.
Aku percaya, aku bisa menghabiskan waktu lama bersama mu.
Dengan harapan atas izin Nya, aku ingin kebersamaan kita tak sampai maut memisahkan.
Tapi sampai SurgaNya, menjadi hadiah terindah untuk kita dariNya.
-int-
Kamu, yang nama mu semakin memenuhi ruangan hati ku.
Kau tau?
Semua ini seperti dalam suatu acara, yang tiba-tiba teman-teman ku dengan senyumnya, menarik ku, membawa ku lari ke suatu tempat, kemudian meninggalkan ku di hadapan mu.
Iya, kamu yang sama halnya dengan ku, ditarik dan dibawa ketempat yang sama oleh teman-teman yang sama.
Lalu aku hanya mampu terdiam disana, mungkin sedekit tersenyum.
Begitu pun diri mu.
Atau kita mencoba sedikit memecahkan keheningan dengan gurauan.
Agar mereka, teman-teman kita senang dan puas dengan apa yang telah mereka perbuat kepada kita.
Kau tau?
Semua ini juga seperti lembaran episode buku ku, yang telah ku penuhi dengan potongan-potongan kisah hidup ku.
Ada nama mereka, teman-teman ku, keluarga ku, sahabat ku, dan orang-orang yang pernah hadir dalam lingkaran kehidupan ku.
Kemudian ada halaman kosong, yang memang telah ku simpan rapih.
Sengaja aku pisahkan, karena halaman itu akan aku tuliskan kisah indah ku bersama seseorang yang halal untuk ku.
Merajut kisah dengan makna mendalam, mencari rahasia-rahasia kehidupan, berjalan bersama karena Nya. Dan beraharap, kelak keridhoan Allah akan menjadi alasan kebersamaan ku dengan "dia" sampai surga.
Namun, halaman itu seketika penuh dengan satu nama, yaitu nama mu.
Bukan aku yang mengawali menulis nama mu disitu.
Tapi, lagi-lagi mereka, teman kita. Yaa, mereka dengan senang menuliskan nama mu dalam lembaran episode buku ku.
Entahlah, aku harus bagaimana?
Membiarkan nama mu tetap ada disana?
Atau mencoba perlahan menghapuskan nya?
Apa? Apa ini cinta?
Jika ini cinta, aku tak boleh merusak perasaan sesuci ini dengan hal-hal yang hanya bisa mengotori hati ku.
Jika ini cinta, aku pun tak boleh merusak perasaan sesuci ini dengan hal yang bisa menjauhkan aku dari ridho Allah.
Karena, hanya ada dua pilihan.
Pilihan pertama, pastikan perasaan cinta itu terwujud dalam hubungan yang sah, diakui agama dan undang-undang, yang mencari keridhoanNya adalah landasan kebersamaan kita. Sehingga, semakin suci-lah cinta tersebut.
Dan pilihan kedua, tinggalkan, lupakan. Jaga perasaan itu, karena itu penuh kehormatan.
Seperti terlukis dalam quote china yang sangat indah: "Sungguh, jika demikian dalamnya kau mencintainya, maka menangislah sendiri. Jangan membuatnya menangis, rusak, tersakiti, karena kau."
Jika pilihan pertama, belum mampu aku memilihnya.
Izinkan aku mencintai mu dalam diam ku.
Menjadi perindu yang baik, yang merindu mu dalam diam,
Menyebut nama mu dalam untaian doa ku,
Dan menyampaikan rasa ini kepadaNya,
Karena penjelasan adalah penjelasan, terkadang tak perlu diburu-buru, agar kita bisa lebih baik memahaminya. Bahwa penjelasan akan tiba di waktu yang pas, tempat yang cocok, dan dari orang yang tepat.
Dan urusan cinta, menjadi urusan yang mampu merumitkan pikiran.
Karena cinta, ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat!
Karena cinta tak mudah didefinisikan. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya.
Meski harus diam memendam perasaan.
Itu semua akan tak mengapa.
Hanya perlu mengeja diri untuk terus bersabar.
Besok lusa, jika waktunya tiba, jika pilihan pertama sudah mampu ku pilih.
Jika benar nama mu yang sudah tertuliskan di lauh mahfudz untuk ku.
Jika Allah ridho dengan kebersamaan kita, atas nama cinta.
Aku percaya, aku bisa menghabiskan waktu lama bersama mu.
Dengan harapan atas izin Nya, aku ingin kebersamaan kita tak sampai maut memisahkan.
Tapi sampai SurgaNya, menjadi hadiah terindah untuk kita dariNya.
-int-
asiik intan, kira2 yang tertulis itu siapa ya?? *kepo*
BalasHapus