Mungkin senyuman masih sempat kita ukirkan saat ini.
Atau bahkan air mata masih terjatuh dari mata ini.
Canda tawa, tangis haru, bahagia, perasaan bangga akan cita yang tergapai, kegalauan yang senantiasa menyapa diri, kecewa karena sebuah kesalahan, atau apapun segala bentuk rasa yang saat ini bersemayam di hati.
Itu semua hanya dapat ditemui pada kita yang masih Allah beri kesempatan hidup di dunia ini.
Lalu pertanyaannya, bagaimana jika detik ini juga, semua itu hilang?
Jika detik ini juga, seolah dunia menjadi gulita, gelap, tanpa suara, tanpa ada seorang pun bersama kita?
Seolah mesin waktu dihentikan. Sekejap. Tapi bermakna besar!
Perlahan diri terasa tertarik ke belakang, semua orang pun seolah tanpa kata melambaikan tangan pada kita, mengartikan ini adalah sebuah perpisahan.
Yaa, waktu tak lagi ada untuk kita. Kesempatan pun sudah selesai untuk kita.
Dan kita bisa sebut ini dengan "kematian".
Adakah kesiapan pada diri kita? Kesiapan jika hal itu datang pada kita?
Bekal? Cukupkah bekal yang kita berusaha kumpulkan selama ini untuk kehidupan akhirat?
Ahh bekal, kita saja tak pernah sadar betapa banyak waktu yang kita sia-siakan dengan perbuatan melalaikan. Menjauhkan diri dari mengingat betapa kematian itu dekat.
Membutakan mata bahwa tujuan hidup kita adalah Allah semata.
Sekali lagi pertanyaan itu muncul, apakah kita siap? Siap jika nyatanya waktu kita tak lagi lama di dunia ini? Siap jika nyatanya malaikat izrail kan datang segera?
Allahu Rabb, izinkan kami, menjadi hambaMu yang siap jika tiba waktu kami kembali padaMu.
Izinkan kami, hanya kalimat indah mengEsakan Mu yang keluar dari bibir ini, saat nanti, saat tak akan ada lagi kalimat bisa kami ucapkan kemudian.
Izinkan kami, atas perbuatan terakhir yang kan menutup waktu kami adalah amal shaleh yang kan mendatangkan ridhoMu.
Allahu Rabb, jika diri ini khilaf, jika diri ini melenceng dari tujuan hidup, jika diri ini jauh dari kebaikan. Ampuni kami. Dan izinkan kami, menjadi hamba yang siap menyambut kematian kami. aamiin..
astaghfirullah...
-Int-
Atau bahkan air mata masih terjatuh dari mata ini.
Canda tawa, tangis haru, bahagia, perasaan bangga akan cita yang tergapai, kegalauan yang senantiasa menyapa diri, kecewa karena sebuah kesalahan, atau apapun segala bentuk rasa yang saat ini bersemayam di hati.
Itu semua hanya dapat ditemui pada kita yang masih Allah beri kesempatan hidup di dunia ini.
Lalu pertanyaannya, bagaimana jika detik ini juga, semua itu hilang?
Jika detik ini juga, seolah dunia menjadi gulita, gelap, tanpa suara, tanpa ada seorang pun bersama kita?
Seolah mesin waktu dihentikan. Sekejap. Tapi bermakna besar!
Perlahan diri terasa tertarik ke belakang, semua orang pun seolah tanpa kata melambaikan tangan pada kita, mengartikan ini adalah sebuah perpisahan.
Yaa, waktu tak lagi ada untuk kita. Kesempatan pun sudah selesai untuk kita.
Dan kita bisa sebut ini dengan "kematian".
Adakah kesiapan pada diri kita? Kesiapan jika hal itu datang pada kita?
Bekal? Cukupkah bekal yang kita berusaha kumpulkan selama ini untuk kehidupan akhirat?
Ahh bekal, kita saja tak pernah sadar betapa banyak waktu yang kita sia-siakan dengan perbuatan melalaikan. Menjauhkan diri dari mengingat betapa kematian itu dekat.
Membutakan mata bahwa tujuan hidup kita adalah Allah semata.
Sekali lagi pertanyaan itu muncul, apakah kita siap? Siap jika nyatanya waktu kita tak lagi lama di dunia ini? Siap jika nyatanya malaikat izrail kan datang segera?
Allahu Rabb, izinkan kami, menjadi hambaMu yang siap jika tiba waktu kami kembali padaMu.
Izinkan kami, hanya kalimat indah mengEsakan Mu yang keluar dari bibir ini, saat nanti, saat tak akan ada lagi kalimat bisa kami ucapkan kemudian.
Izinkan kami, atas perbuatan terakhir yang kan menutup waktu kami adalah amal shaleh yang kan mendatangkan ridhoMu.
Allahu Rabb, jika diri ini khilaf, jika diri ini melenceng dari tujuan hidup, jika diri ini jauh dari kebaikan. Ampuni kami. Dan izinkan kami, menjadi hamba yang siap menyambut kematian kami. aamiin..
astaghfirullah...
-Int-
Komentar
Posting Komentar