Langsung ke konten utama

This is Jakarta!

Captured by Me "Intan Wahyuni" -- 2012

Dua puluh tahun lebih enam bulan sekiranya usia ku saat ini. Sama artinya dua puluh tahun kiranya aku tinggal di sini, di kota ini, Kota Jakarta. Ibu kota negara Indonesia. Yang entahlah, kenapa makin banyak orang dari daerah yang makin tertarik untuk menapakan kaki nya di kota ini. Bukan sekedar menapak malah, bukan pula sekedar rekreasi. Tapi menetap. Menagih janji-janji kehidupan di kota besar ini.

Memang kota ini banyak menawarkan ribuan janji kesuksesan hidup. Kota ini ramai, hingar bingarnya tak lekang oleh waktu. Mungkin istilah “All you can get here” cocok dijadikan sebutan untuk kota ini, kota Jakarta. Semua agama, semua suku, semua pekerjaan, semua kepribadian, semua keragaman ada di kota ini. Ahh, bahkan tak hanya keragaman Negara ini, tapi dari mancanegara pun turut mewarnai ragam kota metropolitan ini.

The capital of Indonesia, yah, ini satu dari bermacam julukan untuk kota besar di negara ku ini. Hmm, sedikit gambaran, kota ini ramai, suhu nya cukup hangat (kata orang sih lebih tepatnya "panas"), banyak gedung-gedung pencakar langit, macet (yang ini ga pernah ketinggalan, meski hari libur pun masih tetep bisa macet jalanan di kota jakarta), lebih maju dari daerah2 lain, pusat pemerintahan ada di kota ini, pusat perindustrian pun ada di kota ini, dan masih banyak lagi. Ahh iya, ada yang orang jakarta asli, orang medan dengan logat suara besarnya pun ada, orang jawa medok juga banyak, hmmm, bule semakin hari semakin banyak terlihat seliweran di kota ini. Yah kan seperti yang ku bilang di atas tadi, tak hanya dari seluruh daerah di negara ini, dari negara lain pun turut mewarnai ragam kota jakarta.

Lagi-lagi entah apa, aku pun masih terus bertanya, mengapa semakin banyak orang tertarik untuk menagih janji kehidupan di kota ini. Padahal, kota lain juga bisa kok dijadikan tempat untuk meneruskan hidup. Hhehee, tapi aku sendiri juga masih tertahan di kota ini. Jujur sejujur jujurnya, aku bosan, bosan tinggal disini. Ingin rasanya, cepat menyelesaikan kuliah, lalu lari dari kota ini. Mencari janji kehidupan di kota lain, bahkan kalo bisa di negara lain. Hhehee, di kota lain dulu aja kali yah. Meneruskan perjalanan hidup, dan menggoreskan cerita di kota lain.

Ada di Jakarta, yang penduduknya harus keluar selepas shalat subhuh, mengejar kereta, menghindari kemacetan, menjauhi antrian bus yang panjangnya bisa mencampai puluhan meter. Bangun lebih awal, dan berangkat ke kantor saat mentari masih belum menampakkan cahayanya. Ahh, bukan yang pergi ke kantor saja, para siswa pun sudah terbiasa pergi ke sekolah dengan jarak puluhan kilometer. So, istilah pergi sebelum terang, dan pulang saat tak lagi terang, sudah jadi istilah yang biasa untuk penduduk kota ini.

Pernah liat ga? Orang yang bisa tidur meski dia tak dapat duduk di dalam bus. Hhahaa, satu dari ragam keunikan kota ini. Hmm, susahnya mendapat duduk di bus, juga bikin orang2 di kota ini harus mendahulukan ego dari pada hati nya. Heuheu, ini yang bikin jengkel. Pengalaman ku yang pergi pulang naik busway, ditambah penatnya seharian di kantor, terus liat cowok yang tanpa malu rela berebut tempat duduk dengan cewek. What??? Dimana hati mu mas? Sama cewek lohh, moso masih berebut tempat duduk. Ahh, ga heran sih, udah biasa, ada ibu hamil aja, masih ada yang susah untuk gerakan hatinya berbagi tempat duduk. Wallahu'alam, husnudzhan aja, mungkin kaki lelaki itu sakit :p

Unik lagi nih, di Jakarta, perjalanan yang normalnya bisa di tempuh dalam waktu 40menit. Ga jarang tuh, bisa jadi 2-3 jam. Wkwkwk, ini yang disebut dengan akibat kemacetan. Alasan nya macam-macam, karena hujan, karena banjir, karena ada kecelakaan, karena lampu lalu lintas bermasalah, ada pasar, dan masih banyak lagi alasan kenapa jakarta ga pernah lekang dari kata "macet". Mungkin macet bisa dijadiin uji kesabaran juga nih. Nah, kalo mau belajar sabar, ga ada salahnya sering2 ngelewatin kemacetan di Jakarta!!! Tapi, akan lebih terasa nikmatnya macet itu, ketika kita naik bus, ditambah bus tanpa AC, dan ga dapet duduk pula :p

Ahh, kalo mau inget-inget keunikan jakarta banyak lah pokoknya. Dari yang cuma nunggu bus aja bisa 1jam lebih. Belum lagi kopaja-kopaja dan metromini yang kalo jalan bikin penumpangnya sport jantung. Hhahaa, gimana ga? Naik kopaja ato metromini itu rasanya kaya naik roller coaster. Lebaaayyy, tapi emang iya .______. Ga sedikit kok, kecelakaan karena kopaja, ngguling juga pernah ada. Terus kalo bus besar, pernah ga ngerasain duduk samping sopir, tepatnya di atas mesin, dan kaki terjempet tepat di atas mesin bus, dan itu rasanya panas. heuheuheu, berasa kaki lagi di panggang, hampir aja mateng.

Kalo tempat wisata, di kota ini banyak juga kok. Mall juga banyak banget. Makanan, segala mace ada. Dari makanan khas daerah-daerah lain di negara ini, sampai makanan dari belahan dunia mana pun ada. Yaiya, kan kota ini ragam banget isi penduduk nya, so pasti, makanannya ngikut beragam.

Nahh, kalo tempat tinggal. Dari yang tidur di depan ruko orang, kolong jembatan, rumah satu petak, rumah kontrakan, rumah sederhana, rumah mewah, hotel berbintang, sampai yang seperti istana pun ada. Ahh, pokoknya macam-macam deh...

Sedikit dokumentasi about Jakarta :

Monas | Captured by Intan Wahyuni -- 2012

Patung Kuda | Captured by Intan Wahyuni -- 2012
Bundaran Air Mancur | Captured by Intan Wahyuni -- 2012
Lampur Merah | Captured by Intan Wahyuni -- 2012
Katanya ini Taman ga boleh di injak | Captured by Intan Wahyuni -- 2012

Bank of Indonesia | Captured by Intan Wahyuni -- 2012


Segini dulu cerita tentang Jakartanya. Mungkin jakarta bisa lebih baik di masa mendatang. aamiin

-Int-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Email Bahasa Inggris

Yah, itu email dalam bahasa inggris pertama yang saya dapat setelah satu tahun sudah bekerja di salah satu perusaah telekomunikasi di Indonesia. Berawal dari re-organisasi perusahaan tempat dimana saya bekerja, sekitar Maret 2011. Awalnya jobdesk saya di perusahaan ini sebagai technical support untuk support alokasi aktivasi dan improvement link. Dan itu hanya berlaku selama 5 bulan sejak pertama saya bekerja disini (saya masuk perusahaan ini November 2010). Waktu 5 bulan bukanlah waktu yang lama buat saya. Saya merasa 5 bulan tersebut sebagai masa adaptasi yang begitu cepat di perusahaan ini. Dengan organisasi yang baru saya tetap pada team yang sama seperti sebelumnya, bedanya adalah koordinator yang tadinya 2 orang sekarang menjadi satu orang, masih dengan rekan team yang sama, dan kali ini berganti Manager, Div Head serta Grup Head saja. Alhamdulillah, saya mendapat team yang begitu keren, hebat, dan Manager yang begitu care kepada kami (OS nya). Kembali ke pembicaraan meng

3G "Karena Kalian Istimewa"

3G kali ini bukan kepanjangan dari Gara-Gara Galau, hhehee, tapi 3G kali ini adalah "Geng Gaul Generation". hmmm, emang sih, sepintas terlihat norak, atau berlebihan. But we don't care :p. Because this is us!  Yups, geng yang terbentuk dari sekumpulan karyawan-ka ryawati muda di kantor ini. Yang mana kita semua yang ada di geng ini ngaku punya jiwa muda. Uhuuukk, kemudian merasa tertohok. Emang sih ga semua nya muda, ehh tapi kita juga ga tua2 ba n get kok. Wait wait, sebelum masuk ke perkanalan personil, izinkan aku untuk ngenalin lebih dalam apa itu 3G, apa itu tujuan kami, dan a lasan 3G terbentuk. Bersiaaappp!!! 3G, menas Geng Gaul Generation . Personil nya saat ini ada 8 orang , dengan kelahiran tahun 1 994 sampai dengan seterus nya. Hhehee . Kami terdiri dari 5 orang wanita, dan 3 orang lelaki. Ga bisa di pungkiri, kalo kita terbentuk secara aneh, dan emang rata2 kita semua punya keanehan masing-masing. (keanehan nya dibahas di paragra f bawah yee :p).

Bekerja untuk Allah

"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.' ''(Q. S At-Taubah: 105)  Mari menyelami makna dari ayat Q. S At-Taubah: 105 ini. Menarik sekali, ayat ini menegur kita! Mengingatkan bahwasannya semua amalan memang seharusnya diniatkan karena Allah. Dan ayat tersebut bisa jadi tamparan keras untuk kita yang masih sering mengeluh dalam bekerja (termasuk saya pribadi). Hhehee.. Kenapa Masih Mengeluh Dalam Bekerja? Mungkin karena masih ada yang salah dalam niat kita, coba check kembali. Sudahkah niat kita bekerja karena Allah SWT? Ahh, bibir mungkin mampu berkata pada seluruh makhluk, "sudah, niat saya bekerja sudah karena Allah, insyaAllah" . Tapiii?? Kok hati masih sering menggerutu, protes kesana kemari karena banyaknya kerjaan y