Malam begitu
pekat, cahaya rembulan yang menjadi teman sepi nya malam. Debur ombak pengiring
langkah kakinya. Berselimut angin malam pantai yang menusuk sampai ke tulang.
Tanpa keluh terus ia teruskan perjalanan, mencari arti dan makna sebuah
kehidupan. Masih begitu terngiang dalam ingatan nya, kesedihan yang mendalam
yang baru saja menghampirinya. Kehilangan, yah kehilangan selalu menjadi hal
yang menyakitkan, begitu menyesakkan dada ketika memori itu harus kembali
terekam dalam ingatan. Ahh, dia wanita tegar. Tidak berlaku hal itu untuknya.
Buktinya, dia masih terlihat kuat. Yah kuat, senyum masih terlukis di wajahnya.
Langkah kaki nya, menapaki jalan pun masih segagah biasanya. Tak sekatapun
keluh keluar dari bibirnya.
Di ujung lautan sana, dari pinggir pantai tempat ia berdiri sekarang. Dari bias cahaya bulan malam ini, terlukiskan pelangi. Mungkin kah ini misteri itu? Pelangi di malam hari. Ahh, buat ku pelangi tak pernah kehilangan pesonanya. Meski dalam gelapnya malam, meski warna hitam mendominasi langit. Bias-bias indah warna pelangi tetap indah. Sama indahnya layaknya pelangi yang datang setelah hujan pergi.
Bagi ku, pelangi tak pernah kehilangan pesonanya. Begitu juga dengan mu #mama. Kuat dan tegar mu jadi pelajaran untuk ku. Wanita itu harus tegar. Senyum mu tetap indah, meski di dalam hati mu nyatanya luka.
Sayang mama karena Allah ^_^ | Intan uhibbuki fillah mama ^_^
-Int-
Komentar
Posting Komentar