Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Kali ini saya akan share materi yang didapat
dari kajian Mabit @Masjid Baitul Ihsan. Padahal mabit kali ini ada jalan sehat
bersama (car free day) dari BI ke Bundaran Hotel Indonesia, tapi berhubung
besok pagi ada kuliah jadi ga bisa ikutan mabit deh. Sabtu, 14 Juli 2012
tepatnya. Materi tentang Ramadhan yang disampaikan oleh imam besar Masjid
Istiqlal yaitu Prof DR. Ali Mustafa Yaqub, dengan tema “Bisa jadi ini Ramadhan
terakhir kita”.
Yahh, about ramadhan. Sebelumnya sudah pernah
saya bahas sedikit tentang Menyambut Ramadhan. Kali ini [lagi] tentang
Ramadhan, sedikit tambahan agar kita sukses Ramadhan tahun ini, dan tahun
berikutnya (insyaAllah).
Boleh jadi ini Ramadhan terakhir kita...
Ramadhan kali ini harus sukses!!! #insyaAllah
Sukses di bulan Ramadhan:
11. Apabila ibadah-ibadah yang
dilakukan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW
Ok, yang menarik buat saya.
Dari point ini, ust Ali Mustafa mengingatkan agar ramadhan kita sukse yaitu
harus sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Tentunya tak hanya sekedar ibadah didalamnya, tapi dari awal kedatangan
Ramadhan juga perlu kita perhatikan. Fenomena lucu di Indonesia adalah, negara
kita memiliki berbagai metode dalam menentukan jatuhnya tanggal 1 Ramadhan (dan
1 Syawal). Kalo berdasarkan versi Ust. Ali Mustafa ada 8 metode, ada yang dari
berdasarkan feeling guru besarnya, ada yang berdasarkan teori astronomi yang
bulan masih berposisi 6 derajat, ada juga yang melihat dari tanda-tanda
pasangnya air laut, menghindari dua khotbah dalam satu hari, dan lain-lain.
Padahal jelas dalam
Rasulullah hanya menyebutkan dua metode untuk menentukan jatuhnya bulan
Ramadhan. Yaitu, satu dengan metode ruqyat (melihat bulan atau disebut hilal)
dan yang kedua ikmal yang berarti menggenapkan bulan menjadi 30 hari.
So, harus hati-hati. Kita ikut kemana
dalam penentuan datangnya Ramadhan. Kalo di awal saja cara yang dipilih sudah
tidak sesuai tuntunan Rasulullah, bagaimana dengan yang selanjutnya? *mari
berpikir*
12. Amalan Ramadhan wajib mengikuti
sesuai dengan yang dikerjakan (disabdakan) Rasulullah SAW
Apa aja sih yang Rasulullah
SAW kerjakan selama Ramadhan? Ahh, saya yakin pasti mayoritas umat muslim udah
tau dan sudah familiar. Diantaranya:
a.
Puasa --> yang ini
pasti dong, Ramadhan kan bulan puasa. Landasannya pun sama-sama sudah
diketahuin oleh umat Muslim, yaitu Q. S Al-Baqarah : 183
b.
Tadarus Al-Qur’an --> nhaah,
kalo yang ini salah satu ibadah yang paling disukai Rasulullah SAW. Oia,
berikut saya scan rumus cara meng-khatamkan al-qur’an dalam seminggu dari Ust
Ali Mustafa Yaqub.
c.
Qiyamu Ramadha --> atau biasa
kita kenal dengan shalat tarawih. Boleh dilaksanakan berjamaah atau sendiri.
Dan jumlah rakaatnya pun boleh berapa pun. Kalo kuat sampai puluhan atau
ratusan, ga masalah. Atau kalo hanya sanggup dibawah sepuluh rakaat, pun ga
masalah. Yang terpenting adalah niat dan cara pelaksanaan yang sesuai dengan
Rasul ajarkan.
d.
I’tikaf Ă berdiam
/ duduk / dzikir / shalat / tilawah / mendengarkan ceramah di dalam Masjid.
Meskipun hanya berdiam diri di masjid, tapi Allah memberikan itu sebagai nilai
ibadah.
“Orang yang betah duduk di masjid, maka itu tanda dia
mencintai Allah, karena masjid adalah rumah Allah SWT”
Yups, pasti orang yang berdiam diri di masjid jauh lebih
baik ketimbang orang yang berlama-lama di tempat yang kurang bermanfaat. Meski
hanya diam, tapi diamnya di dalam masjid bisa membuatnya mengingat Allah.
Yang dilakukan Rasulullah SAW di 10 malam terakhir, yaitu
1. Membangungkan keluarganya, 2. Mengencangkan sarungnya, 3. Menghidupkan
malamnya dengan beribadah di masjid.
e.
Menggalakan infaq dan sedeqah -->
subhanallah, ini satu dari jutaan kemurahan Allah SWT kepada kita. Siapa yang
memberi makan orang yang berbuka puasa, maka pahala orang yang berpuasa menjadi
balasan untuk kita, tanpa sedikit pun mengurangi pahala yang berpuasa.
Mungkin masih ada lagi ibadah-ibadah yang bisa
kita lakukan, tentunya tidak terlepas dari koridor aturan Allah dan sesuai
dengan apa yang di sunnahkan Rasulullah SAW.
Boleh jadi ini Ramadhan terkahir kita...
So, Ramadhan tahun ini harus sukses!!!
#insyaAllah
Yhaah, memang seperti itu seharusnya kita.
jangan pernah menunda kebaikan yang bisa kita lakukan. Kita tak pernah tau, apa
ada kesempatan kedua untuk kita [lagi] berbuat baik. Jika kita menundanya,
mungkin bisa jadi Allah berikan kesempatan berikutnya, tapi itu jadi perbuatan
baik pertama kita. Tapi jika tak ada kesempatan kedua untuk kita,
astaghfirullah kita telah kehilangan kesempatan, dan hanya kecewa yang akan
kita dapati. Dengan tidak menundanya, maka ketika kesempatan berbuat baik Allah
berikan lagi, itu bisa jadi perbuatan kedua atau bahkan kebiasaan kita untuk
senantiasa berbuat baik. Karena kebiasaan berbuat baik itu bernilai ibadah, dan
ketika baru (hanya) niat untuk melakukan perbuatan baik maka Allah sudah
memberikan nilai satu pahala, meskipun kita (gagal/berhalangan) untuk melakukan
perbuatan baik itu. Tapi dengan catatan, perbuatan baik itu adalah hal yang
biasa kita lakukan.
Lakukanlah apapun perbuatan baik (amal shaleh)
yang bisa kita lakukan, dan jangan kita tunda. Karena menunda-nunda bisa jadi
datangnya dari syetan. Karena juga kita tak pernah tau, apakah ada kesempatan
kedua untuk kita bisa beramal shaleh? Selagi kesempatan Allah berikan kepada
kita, selagi waktu masih berpihak pada kita, selagi helaan nafas belum
terhenti, yukk sama-sama terus berlomba melakukan amal shaleh. Saling
mengingatkan dalam kebaikan, mengingatkan untuk menjauhi perbuatan yang Allah
tak suka, berlomba-lomba mengejar ridho Allah.
Agar kelak, tak ada kata MENYESAL. Tak ada
kesedihan atas penyesalan kita di alam kubur dan alam-alam berikutnya. Yang ada
hanya “Ya Allah, aku bersyukur atas cinta Mu, atas tuntunan Mu, atas kemurahan
Mu, atas perlindungan Mu”. Sehingga Jannah, jadi tempat peristirahatan
terindah, dan abadi untuk kita ^_^
Semoga kita semua adalah pemenang di Ramadhan
tahun ini, dan Ramadhan tahun berikutnya (insyaAllah jika masih diberi
kesempatan).
Komentar
Posting Komentar