Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Tentang Rindu untuk Ayah

Tentang rindu yang membuncah, Tentang kata yang begitu banyak ingin ku rangkai, Tentang pertemuan yang belum mungkin, Tentang senyuman yang berharap bisa aku melihatnya, walau hanya sekali, Tentang hangatnya kasih sayang mu yang kini tak lagi dapat ku rasa, Tentang peluk mu yang membawa ku keluar dari kesedihan, Tentang marah mu pada ku karena salah dan lalai ku, Tentang nasihat yang teramat ingin ku dapat dari mu, Ini semua tentang mu, ayah. Tentang rindu ku pada mu, Rindu bersendau gurau bersama mu, Rindu melihat mu,  Rindu merasakan kasih sayang mu, Rindu mendapat nasihat dari mu, Rindu di marahi oleh mu, Rindu melihat senyum mu, Yaa, aku merindukan mu ayah. Rindu yang sering hadir, manakala aku melihat teman sebaya ku bersama ayah mereka, Bercanda, bahagia, dan santun bersendau gurau dalam kehangatan, Aahh, terkadang rasa cemburu hadir,  Bertanya kepada Nya, kenapa aku tak diizinkan bersama mu lebih lama, Agar kau bisa mengajarkan ku menjadi wanita dewasa, M

Bekerja untuk Allah

"Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.' ''(Q. S At-Taubah: 105)  Mari menyelami makna dari ayat Q. S At-Taubah: 105 ini. Menarik sekali, ayat ini menegur kita! Mengingatkan bahwasannya semua amalan memang seharusnya diniatkan karena Allah. Dan ayat tersebut bisa jadi tamparan keras untuk kita yang masih sering mengeluh dalam bekerja (termasuk saya pribadi). Hhehee.. Kenapa Masih Mengeluh Dalam Bekerja? Mungkin karena masih ada yang salah dalam niat kita, coba check kembali. Sudahkah niat kita bekerja karena Allah SWT? Ahh, bibir mungkin mampu berkata pada seluruh makhluk, "sudah, niat saya bekerja sudah karena Allah, insyaAllah" . Tapiii?? Kok hati masih sering menggerutu, protes kesana kemari karena banyaknya kerjaan y

Reading and Writing

Membaca adalah jendela dunia, yaa jendela dunia. Bagi orang yang lebih banyak membaca terpaksa atau tidak maka wawasan dan ilmunya jauh lebih maju. Dan sadar atau tidak, kedewasaan pun mengiringinya. Banyak hal didapat dari membaca. Bahkan Allah perintahkan pertama kali kepada Rasulullah SAW dalam wahyu pertamanya adalah membaca. Membaca lah maka kau akan tau, Membaca lah maka ilmu mu terus maju, Membaca lah maka kau mampu posisikan diri mu, Membaca lah maka langit dan bumi ini kan tersenyum untuk mu, Membaca lah maka biarkan mereka yang menertawai mu berbalik malu, Dan membaca lah hanya berharap ilmu yang didapat ada ridho dari Allah Tuhan mu.  Entah kenapa, membaca pun masih belum lengkap buat ku. Yaa, belum 100% lengkap jika tidak didampingin dengan "menulis". Entah pula sejak kapan kegemaran ini hadir. Aku suka membaca, dan aku suka menulis. Aku suka membaca buku tentang islam, novel, atau apa saja, tapi biasanya lebih suka ke buku yang berbau agama. Ta

Mari Menulis!

Hai, hai, hai... Intan pun hadir kembali disini, di blog ini. Iya, di blog yang lama tak tertengok, apalagi terisi dengan tulisan. Meski hanya sekedar tulisan curahan hati, atau juga tulisan dari sharing knowledge yang di dapat. Ahh, aku hanya merasa menjadi diri yang sok sibuk. Padahal apa salah nya menyempatkan waktu 10 sampai 15 menit saja. Untuk menulis, setidaknya satu tulisan satu hari. Katanya mau jadi penulis, tapi kenapa cuma jadi "katanya" ? Huuhh, intan! Punya cita-cita itu harus di realisasikan, jangan hanya sekedar cita tertulis, tanpa ada usaha mu meraihnya! Ok, baiklah, aku sadar. aku salah! selama ini terbawa suasana dalam zona nyaman. Cuti kuliah, ga belajar untuk mengejar cita-cita yang lain. Katanya mau jadi dosen, tapi kenapa semangat untuk kembali kuliah mengendur? Mana usaha mu? Mana bukti dari angan-angan mu? *plaakkk, tamparan yang tak keras, tapi sakit nya mampu membuat ku tercengang. halaahh, lebai yaa :p Yaa, tapi iya sih. Bener juga tegur

Sepotong Episode Perjalanan Hati

Ini sepotong episode, tentang dua jiwa yang larut dalam kebahagiaan. Mungkin kita tak sadar, saat ini kita sedang dalam perjalanan hati. Yaa, perjalanan hati yang ternyata kita pun tak tau apakah perjalanan ini memiliki tujuan? Ahh, kita hanya menganggap ini kisah klasik. Kita pun terus menari dan menyanyi, dengan tawa, dengan riang gembira. Seolah hari tak kan berhenti. Mengabaikan teguran-teguran cinta dari yang lain. Mentari pun tersenyum dan tertawa melihat kita. Bahkan bulan, ikut menyapa kita indah dengan cahaya nya. Hei, coba perhatikan! Di kaki bukit sana, rerumputan seolah turut larut dalam nyanyian kebahagiaan kita. Tapi, tapi, tapi? Aku takut, ini hanya sekedar angan ku. Iyaa, angan ku karena kebaikan mu kepada ku. Atau bisa juga karena aku salah memahami arti peduli mu kepada ku. Bukan kah indah bias pelangi juga menemani perjalanan kita ini? Sama seperti hujan, yang datang nya membawa kita larut dalam damai bersama? Iy